Prediksi Hilal Syawal 1446 H, Idul Fitri Berpotensi Serentak
- sct1indonesia
- 27 Mar
- 2 menit membaca

Dalam Islam, penentuan awal bulan hijriah didasarkan pada rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit pertama) atau hisab (perhitungan astronomi). Untuk menentukan tanggal 1 Syawal 1446 H, umat Islam di Indonesia menanti keputusan resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) yang didasarkan pada sidang isbat setelah melakukan pengamatan hilal. Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah berpeluang besar serentak antara pemerintah, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah lantaran kondisi hilal atau Bulan penanda awal hijriah sudah memenuhi syarat setiap kubu.
Hal tersebut terungkap dalam informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 29 dan 30 Maret Penentu Awal Bulan Syawal 1446 H yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kapan Hilal Syawal 1446 H Akan Terlihat?
Dalam menentukan awal bulan hijriah, termasuk Ramadan dan Syawal, pemerintah dan PBNU mengikuti kriteria MABIMS atau kesepakatan Menteri Agama Brunei Darusalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sementara, Muhammadiyah memakai kriteria wujudul hilal. MABIMS punya patokan awal hijriah adalah hilal punya tinggi minimal 3 derajat, elongasi atau jarak sudut Matahari-Bulan 6,4 derajat. Sedangkan, Muhammadiyah tetap menghitung bulan baru selama ketinggian hilal sudah terhitung di atas 0 derajat.
Berdasarkan perhitungan astronomi yang dilakukan oleh berbagai lembaga, hilal penentu Idulfitri 1446 H diprediksi akan terlihat pada sore hari sebelum matahari terbenam di beberapa wilayah Indonesia.
Keputusan Sidang Isbat: Penentuan Resmi Awal Syawal Idul Fitri
Setelah dilakukan hisab dan rukyat, hasil pengamatan akan disampaikan dalam sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama RI. Sidang ini juga dihadiri oleh perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, serta pakar astronomi dan ahli falak.
Jika hasil rukyat sesuai dengan perhitungan hisab dan hilal teramati sesuai kriteria MABIMS, maka 1 Syawal akan ditetapkan keesokan harinya. Jika tidak, puasa Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan Idul fitri akan jatuh sehari setelahnya.
Dari analisis astronomi yang ada, Idul fitri 1446 H berpotensi dirayakan serentak di Indonesia karena posisi hilal yang sudah memenuhi kriteria visibilitas. Namun, keputusan final tetap menunggu hasil sidang isbat yang mempertimbangkan hasil rukyat hilal di berbagai lokasi.
Dengan persiapan matang dan metode ilmiah yang digunakan, umat Islam di Indonesia dapat menyambut Hari Raya Idul fitri dengan penuh kebersamaan dan kepastian.
Untuk info menarik lainnya kunjungi sctindonesia.com
Comments